
Depok dan Cinere adalah dua kawasan yang saya incar untuk membeli sebuah rumah. Namun dari beberapa kali survey ke lokasi, belum ada yang naksir. Selain karena lokasi dan lingkungan yang kurang sreg, harga juga masih diatas budget (hehe.. trus trang aje ye.. ini alasan utama). Kok mahal? Yup. karena saya mengincar rumah dengan tanah yang agak luas. Minimal 120 meter persegi. Maklum, meski saya dan istri masih berdua bagai pengantin baru, tapi saya berasal dari keluarga besar.. jadi kalo lagi ngumpul, nggak sempit2 amat lah.. Makanya, dengan tanah seluas itu, rumah2 di depok dan cinere tergolong mahal buat saya.. Pilihanpun jatuh ke kawasan Pamulang.
Wow.. Begitu kira2 kata pertama yang keluar ketika saya mengunjungi Bukit Dago. Sebuah perumahan ‘dengan harga terjangkau’ di Pamulang. Dengan sedikit terlewat dan salah jalan, kurang lebih 1 jam saya habiskan untuk menuju tempat ini. Dengan suasana resort yang dipromosikan, terbentang luas deretan rumah type 65 yang membuka jalan menuju deret hunian lainnya. Type ukuran 36 dan 45 masih harus masuk ke dalam sekitar 500 meter. Menggunakan sepeda motor, saya menghitung dari pintu pagar rumah sekarang, sampai pintu gerbang Bukit Dago, berjumlah 27 km. Route yang saya pilih melewati Ragunan - Cilandak - Lebakbulus - Ciputat - Pamulang. Lumayan jauh.. Cukup padat juga arus lalulintas saat melewati Ciputat.
Minggu berikutnya saya coba melewati Pondok Cabe dengan jarak tempuh lebih singkat, 25 Km dalam waktu 45 menit. Route Ragunan - Cilandak - Lebakbulus - Ciputat - Pamulang ditempuh relatif lancar.
Dengan harga yang terjangkau dan suasana resort-nya, perumahan ini sangat menggoda untuk disurvey. Dengan uang muka sebesar Rp 25 juta dan cicilan sekitar Rp 1,3 juta per bulan selama 10 tahun, kita sudah bisa menempati sebuah rumah dengan type T-45/112 di sana. Harga yang sangat tidak mungkin kita dapatkan di 5 wilayah Jakarta.
Well, target sudah ditemukan.. Saatnya ngurus KPR..